Sabtu, 04 Juni 2011

Pojok Betawi

Maksud dan tujuan adanya blog ini adalah sebagai media untuk aktualisasi dan sarana untuk mempertajam fikiran, perasaaan dan kemampuan yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Ditengah kerisauan akan bahaya menonton yang monoton.. dan sikap malas dengan "leye-leye" karena kantor libur, maka blog ini diharapkan memberikan kesibukan untuk sesuatu yang sifatnya "Produktif".

Benarkah "Produktif" ?.. jawabannya mungkin perlu waktu untuk membuktikannya. Yang pasti dan selalu menjadi harapan, Pojok Betawi ini bisa menjadi salah satu alternatif media dimana masyarakat luas bisa mengerti lebih banyak mengenai budaya "Betawi" yang di lakoni oleh penulis.

Ke-depannya, penulis yakin bahwa Blog ini bisa membawa pembaca-nya untuk bersedia singgah di suatu "POJOK BETAWI".

sumber : google image



Salam,

Andi ibn Nurdin ibn Tarmun ibn Saibin ibn Miin ibn Koin ibn Dagong ibn Kong Bun ibn Kong Chu

Ondel-ondel

Anak..ondel-ondel je-jingkrak-kan...(kraak..)
Pale-nye nyale be-kobar-an...(bul...)
Nyang ngarak pade ke-bingung-ngan..(Ngunggg...)
Di-siram-in aer comberan... (Serrr...)


image source : google image


Masih sering senyum-senyum sendiri kalo denger lirik lagu-nye Bang Ben..

Ondel-ondel nyang kalo diambil dari wikipedia artinye adalah bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Nampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa.
Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar 2,5 meter dengan garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalamnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki biasanya dicat dengan warna merah, sedangkan yang perempuan warna putih. Bentuk pertunjukan ini banyak persamaannya dengan yang ada di beberapa daerah lain.
Di Pasundan dikenal dengan sebutan Badawang, di Jawa Tengah disebut Barongan Buncis, sedangkan di BaliBarong Landung. Menurut perkiraan jenis pertunjukan itu sudah ada sejak sebelum tersebarnya agama Islam di Pulau Jawa. lebih dikenal dengan nama
Semula ondel-ondel berfungsi sebagai penolak bala atau gangguan roh halus yang gentayangan. Dewasa ini ondel-ondel biasanya digunakan untuk menambah semarak pesta- pesta rakyat atau untuk penyambutan tamu terhormat, misalnya pada peresmian gedung yang baru selesai dibangun. Betapapun derasnya arus modernisasi, ondel-ondel masih bertahan dan menjadi penghias wajah kota metropolitan Jakarta.

 Dengan bentuk yang menyeramkan, seringkali ondel-ondel membuat takut anak-anak dan mengagetkan orang dewasa. Tapi tetep aje, ondel-ondel pada akhirnya membuat semua orang yang ngeliat tersenyum gembira...